Posted in Inborn Love

Inborn Love (Chapter 7)

Chapter 7

Karena…  Karena aku ini pembawa sial, Oppa.

#Author POV

“Yakk! Ppany? Ppany ah!” , teriak Sooyoung kebingungan.

Tak berapa lama Tiffany mematikan teleponnya. Sungguh membuat Sooyoung bingung juga harus berbuat apa. Sooyoung pun memutuskan untuk mengikuti semua yang dikatakan Tiffany. Dari menelpon polisi, hingga sampai polisi mengirim kabar kelacakan tempat Taeyeon.

“Bagaimana Sooyoung ah? Apakah sudah ada kabar?” , tanya Yuri mendekat kepada Sooyoung.

“Untuk apa kau peduli setelah kau membuat Tiffany pergi dari rumah ini?” , tanya Sooyoung dengan sedikit geram.

“Mwo?! Kau-“ , ucap Yuri kaget.

“Kalau bukan karena Tiffany, kita tak akan pernah tau keberadaan Hyungmu. Pikirkan lagi ucapanmu tadi. Apakah kau benar atau memang kau yang tak berhati nurani di hadapan Tiffany.” , ucap Sooyoung yang masih terlihat kecewa pada Yuri.

“Yah~ Sooyoung ah. Aku.. aku tak-“ , kata Yuri sambil mencoba mendekat ke arah Sooyoung.

“Tak apa? Kau mau bilang kau tak bermaksud menyakitinya? Bagaimana kalau aku menghina Jessica seperti itu? Apa kau setuju?!” , geram Sooyoung sambil menatap tajam ke arah Yuri.

“Sudahlah, berhenti saja. Sooyoung ah~ Jangan berkelahi di saat-saat seperti ini. Lebih baik kita pergi dulu sekarang. Paman mohon padamu..” , sambung Tuan Kim.

#Author’s POV End.

●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●

#Taeyeon POV

“Lepaskan aku, bajingan!”

“Berhenti memanggilku bajingan! Kau yang bajingan!” , bentak Yoona dengan keras.

“Lepaskan Sunny. Bukankah kau berjanji padaku akan melepaskannya setelah aku kemari?!”

“Tak bisa semudah itu, Taeng ah! Sepertinya masih banyak lagi yang harus kulakukan~” , ucap Yoona tertawa sinis.

“Apa kau bilang?! Jangan berkelakuan seperti anak kecil kau, Yoona! Ini urusan kita dan tak ada kaitannya dengan Sunny!”

“Kau benar. Ini memang tak ada hubungannya dengan Sunny. Tapi, dengan caraku memperalat semua orang yang dekat denganmu, lebih memudahkan ku untuk memusnahkanmu, Tuan Kim.. Haha~” , ancam Yoona dengan perlakuan lebih menantang.

“Kau ingat perkataanku, Yoona! Aku tak pernah takut padamu. Sekalipun kau ingin membunuhku, aku siap menghadapimu. Tapi jangan pernah kau sentuh yeojaku. Atau kau akan mati ditanganku setelah kutau kau menyakitinya.”

“Asal kau tau, Taeyeon. Aku tak pernah dan bahkan tak sekalipun menginginkan untuk menyakiti Tiffany! Memang ia bukan dongsaengku! Tapi asal kau tau, aku mencintainya! Yah! Selama ini aku hanya berpura2 menyayanginya sebagai dongsaeng. Tapi aku benar-benar mencintainya sekarang ini. Dan yang paling menyakitkan ku, saat kutau, ia bahkan membenciku sekarang dan lebih memilih kau! Kau kira aku akan melepaskanmu setelah ini?! Kau tentu harus mati ditanganku, Tuan Kim!” , bentak Yoona secara kasar di hadapanku.

“Bajingan kau!”

Tak tinggal diam setelah mendengar pernyataan Yoona yang cukup membuatku terkejut, dengan keadaan sedang duduk di kursi dan posisi tangan diikat di belakang kursi, kuberanikan diri untuk menghantamnya.

“Yak! Taeyeon ahh!” , teriak Sunny menangis keras saat melihatku dipukul Yoona dengan kayu balok yang memang daritadi dipegangnya.

*uhuk*

“Mwo?! Kau ingin memukulku? Hanya itu skill mu saat ingin memukulku?” , ucap Yoona sambil mendekatiku saat keadaanku terkapar di tanah dengan kursi yang kududuki.

“Hentikan! Hentikan itu Yoona-yak!” , teriak Sunny ketakutan saat melihatku masih dipukul berkali-kali oleh Yoona dan berlumuran darah disekitar bibir dan bagian wajahku.

“Sekalipun kau ingin membunuhku, aku tak peduli, Yoong! Apapun kurelakan untuk Tiffany dan takkan kubiarkan kau-“

*Buggg

“AKKHH!”

Lemas tak berdaya yang kurasakan ketika aku babak belur dipukul oleh Yoona. Terkapar di tanah disaksikan oleh Sunny yang menangis karena tak bisa berbuat apa-apa. Tak berapa lama, dugaan ku benar. Sooyoung datang.

“Itu dia orangnya, Pak!” , ucap Sooyoung dari arah kejauhan saat membawa polisi datang ke tempat kejadian. Kaget tak terkira, Yoona tak percaya bahwa akan ada polisi yang datang disana.

“Kurang ajar kau, Taeng! Tunggu akibat nya karena kau sudah membawa polisi kesini!” , teriak Yoona geram lalu mencoba untuk kabur ke arah Timur. Tapi tampaknya usaha kabur yang dilakukan Yoona tak berhasil. Polisi menembak kaki Yoona dan Yoona jatuh tak berdaya di tengah jalan.

“ARGGHH! TAEYEON!!” , teriak Yoona kesakitan.

“Bawa dia pergi sekarang, Pak. Korban lain akan saya urus disini.” , kata Sooyoung menjelaskan.

“Hyung! Gwaenchana?!” , panggil Yuri yang tiba-tiba datang ke tempat kejadian.

“Aku tak apa-apa, Yul. Tolong buka tali pada tanganku.”

Sunny sudah dibebaskan oleh Sooyoung dan tampak mereka berpelukan haru bahagia saat bertemu kembali. Namun, hanya aku sendiri yang selalu melihat sekeliling dan bertanya-tanya, kenapa aku merasa ada yang kurang saat mereka datang menjemput ku dan Sunny.

“Sebaiknya kita kerumah sakit, lukamu cukup parah begini, Taeng.” , ucap Appa yang berdiri disebelahku dan tampak memegangku karena lemas.

“Aniyo~ Aku tak apa-apa, Appa. Sooyoung ah, Tiffany mana?”

“……..”

“Sooyoung, kenapa kau tak menjawabku?”

“Hyung, kau pikirkan dulu kesembuhanmu. Kau terluka seperti ini.” , kata Yuri berusaha mengubah topik.

“Aniyo. Wae? Ada apa ini? Kenapa semua tak menjawabku?!”

“Tiffany menitipkan ini padaku, Taeng ah~ Kau baca dulu surat itu.” , ucap Sooyoung tampak tertunduk merasa bersalah.

Kutatap Sooyoung sejenak, namun Sooyoung tak berani menatapku. Kuraih secarik kertas yang diserahkan Sooyoung kepadaku dan kubuka surat itu dengan degup jantungku yang tampak terasa takut.

To : Taeyeon

Taeng, mungkin kau akan kecewa karena aku hanya bisa menemui mu melalui surat ini. Tapi, aku benar-benar tak bisa lagi berada di rumahmu. Ibarat kata, cintamu untukku sangat membuatku bahagia, namun aku benar-benar tak bisa lagi kembali padamu.

Aku tak ingin semakin banyak masalah yang timbul karenaku hanya membuat keluargamu susah bahkan kau yang terluka. Sungguh ini berat untukku, tapi ini yang terbaik. Aku tak pantas lagi untukmu.

Aku mengirim surat ini untukmu, karena aku tau kau akan pulang dengan selamat bahkan tak kurang suatu apapun. Taeng ah~ kuharap kita tak akan pernah bertemu lagi, karena aku akan pergi jauh dari hidupmu. Yah, itu yang terbaik untuk kita. Biarkan aku mengurus masalahku dengan keluargaku sendiri. Tak perlu lagi harus ada kau yang ikut campur dalam masalahku.

Yuri benar, aku hanya membawa beban pada keluargamu. Aku juga tak pantas kau cintai. Jadi, aku memutuskan untuk tak menganggu kehidupanmu lagi mulai dari sekarang.

Walau itu berat untuk kita berdua, aku yakin kita bisa melewati ini semua dengan cepat, Taeng.

Lupakan aku, dan aku juga akan berusaha untuk melupakanmu. Selamat tinggal, Taeng.

 

From : Tiffany

“Aniyo. Ini bukan Tiffany yang menulis! Kau bohong Sooyoung?!”

“Aku tak bohong padamu, Taeng ah! Tiffany yang memilih jalannya sendiri. Karena ia menyadari telah menyusahkan hidupmu. Begitu juga yang dikatakan oleh Yuri. Yuri mengatakan bahwa Tiffany itu musuh keluargamu sampai mati!” , kata Sooyoung sambil menatapku tajam.

“Wae, Yul? Kenapa kau lakukan itu? Kenapa kau merusak semuanya?!”

“Hyung. Aku… Aku hanya tak ingin kau terluka…” , lirih Yuri.

“Kau sudah membuatku terluka lebih dari yang kau pikirkan sekarang, Yul. Kau puas?!”

Tak tinggal diam dalam kondisi ku yang masih merintih kesakitan, aku berusaha beranjak berdiri dan meninggalkan tempat itu.

“Hyung. Tunggu. Kau masih-“  , panggil Yuri mengejarku.

“Kau tak perlu bersikap seolah-olah kau peduli padaku jika kenyataannya sekarang kau sudah menyakiti yeojaku! Aku kecewa padamu, Yul!”

#Taeyeon POV End.

●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●

#Sooyoung POV

“Sooyoung! Kau bantu aku untuk mencari Tiffany. Otte?” , tanya Taeyeon yang baru saja menghampiriku.

“Aku benar-benar tak bisa menemukan jejak Tiffany, Taeng ah~ Tiffany menyuruhku untuk tak membuntutinya selama ia keluar dari rumahmu. Aku tak ingin memaksanya juga. Karena jika bukan karena info darinya, mungkin sekarang kami juga belum bisa menemukanmu disini.”

“Mwo? Apa kau bilang? Info dari Tiffany?” , tanya Taeyeon kebingungan.

“Ne. Tiffany yang mendapatkan info dari orang dimana kau berada, Taeng. Maka kami juga langsung bergerak menyusuri tempat itu. Ternyata benar, kau ada disini bersama dengan Sunny.”

“Tak mungkin. Tiffany tak akan pergi begitu saja sebelum ia menjelaskan semuanya kepadaku secara langsung. Aku tak terima diperlakukan seperti ini. Aku benar-benar harus bertemu dengannya!” , geram Taeyeon menghantam tembok dinding dengan kepalan tangannya.

“Taeng, kalau kau tak keberatan. Kau bisa mencari nya di sebuah tempat.” , sambung Sunny disela saat Taeyeon dan aku sedang berbicara. Semua orang terdiam dan menatap Sunny seketika saat Sunny membuka suara dan berbicara.

“Apa maksudmu, Sunny?” , tanya Taeyeon berbalik badan menghadap Sunny.

“Tiffany pernah becerita padaku, bahwa ia mempunyai seorang teman dekat. Mungkin kau bisa mencarinya kesana.” , ucap Sunny menjelaskan.

“Kau tau alamatnya?” , tanya Taeyeon kepada Sunny.

“Aku tak tahu jelas tentang alamat itu. Tapi aku tau daerah itu. Kalau kau tak keberatan, aku bisa mengantarkanmu kesana.” , ucap Sunny.

“Aniyo. Tak perlu. Aku akan pergi sendiri. Tolong beritahu aku daerah itu. Aku akan mencarinya sampai ketemu.” , jawab Taeyeon yang terlihat bimbang dan pasrah.

“KAU!! KAU AKAN TERIMA BALASANKU! TUNGGU PEMBALASANKU, KIM TAEYEON!!” , teriak Yoona di hadapan Taeyeon saat berjalan melintas di hadapan kami semua.

“Jangan hiraukan dia, Taeng. Sebaiknya kau pergi sekarang. Mumpung hari belum gelap.” , sambung Tuan Kim mendekati putranya.

“Ne, Appa. Aku pergi dulu. Mianhae karena aku harus meninggalkan kalian sendiri seperti ini.” , ucap Taeyeon dengan nada rendah.

“Gwaenchana. Kau pergi saja. Aku akan mengantarkan mereka semua kembali kerumah.”

“Gomawo, Sooyoung ah~” , ucap Taeyeon lalu pergi untuk mencari cintanya.

#Sooyoung POV End.

●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●

#Tiffany POV

Suara dentangan jam semakin menandakan waktu sudah mulai larut. Tapi aku masih tak bisa tidur sama sekali. Ntah apa yang membuat otakku berpikir panjang, namun masalah Taeyeon yang semakin membuatku penasaran belum juga hilang dari ingatanku.

“Taeng ah~ apa kau baik-baik saja? Aku merindukanmu~ hhhh…”

Kupandang layar ponselku yang masih terlihat redup daritadi. Tak ada tanda-tanda panggilan masuk dari orang terdekatku. Rasa hampa yang kurasakan semakin membuatku tersiksa menunggu seperti itu. Kupaksakan tersenyum kecil dan berpikir positif. “Tak ada pesan ataupun panggilan dari Sooyoung Oppa, hmm.. Mungkin mereka sudah kembali kerumah dengan selamat.”

Tiba-tiba ponselku berbunyi tanda ada panggilan. “Nomor siapa ini??” , pikirku dalam hati.

“Yoboseyo?”

Ppany ah~” , ucap seseorang.

“Ini siapa?”

Apa kau puas sekarang? Melihat Oppa-mu sendiri menetap di sel tahanan sekarang ini?” , ucapnya lagi.

“Yoona?”

Wae? Ini aku, dongsaeng ah~” , kata Yoona dengan suara sedikit terisak.

“Mau apalagi kau?”

Aku tau kau membenciku, Ppany ah~ tapi sungguh aku sangat merindukanmu. Apa aku tak boleh menghubungimu?” , tanya Yoona dengan sikap tak berdayanya.

“Bukankah kau…”

Wae? Kau ingin bilang bahwa aku dimana sekarang? Aku sudah menetap dimana tempat yang cocok untukku saat ini. Kau berhasil membawa polisi itu datang menjemputku” , jelas Yoona dengan perasaan pasrahnya.

“Aku tak pernah membawa polisi itu kesana asal kau tau! Bagaimanapun juga, jika kau membawa pergi orang dengan sembarangan sesukamu, maka polisi juga tak akan tinggal diam karena keluarganya mencari orang itu! Berhenti menghubungiku sekarang, kita sama sekali tak punya hubungan apapun lagi. Aku menyesal pernah kenal denganmu, Yoona! Aku menyesal pernah menjadi dongsaengmu!!!”

Tanpa mendengar penjelasan dari Yoona lagi, segera kumatikan telepon tersebut. Tak tau apa yang membuatku resah, tapi aku benar-benar ketakutan saat itu. Seperti ada yang meneror diriku sendiri. Aku melipat kedua lututku dan tertunduk takut di pojok sisi tempat tidur sambil menangis.

“PPANY!! KELUAR!!” , teriak seseorang dari luar rumah.

“SUDAH KUKATAKAN DIA TAK ADA DISINI! KENAPA KAU BEGITU MEMAKSA!” , jawab Seohyun yang berusaha menahan Taeyeon.

“Huh? Siapa memanggilku?”

Aku beranjak berdiri dan berusaha untuk melihat keributan apa yang terjadi diluar sana. Tapi tidak dengan membuka pintu melainkan mengintip melalui jendela kamar atas. “T-Tae…” , rintihku.

“TOLONG JANGAN MENGHALANGIKU LAGI. AKU TAU DIA DIDALAM! TOLONG LEPASKAN AKU! PPANY, KELUARR!!” , teriak Taeyeon lagi.

Aku hanya bisa terdiam berdiri didalam kamar dan menangis tersedu karena aku masih belum siap untuk bertemu dengan Taeyeon yang  terus memanggilku diluar sana.

Tiba-tiba ponselku berbunyi dan terlihat jelas layar itu terdapat panggilan masuk dari Hyoyeon.

Ppany ah~ ottokhae??!” , tanya Hyoyeon gelisah.

“Lepaskan saja dia, Hyo. Biarkan dia menunggu diluar sana.”

Baiklah kalau begitu. Akan kusuruh Seohyun untuk tak menahannya lagi. Kau menangis??” , tanya Hyoyeon lagi karena mendengar suaraku yang agak berbeda dari biasanya.

“Aniyo~ Aku tak apa-apa. Jangan mengkhawatirkanku.”

#Tiffany POV End.

●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●

#Taeyeon POV

“PPANY! KELUAR ATAU AKU TETAP AKAN MENUNGGU DISINI SAMPAI KAU KELUAR!”

“Baiklah kalau kau memaksa, kau tunggu sesukamu sampai kau mau. Aku menyerah untuk menahanmu sekarang!” , ucap Seohyun pasrah lalu meninggalkanku sendirian.

“Ppany, aku tau kau didalam! Keluarlah. Jebal!!” , gumamku dengan sedih.

Tak ada jawaban apapun dari penghuni rumah tersebut. Tapi aku benar-benar tak bisa meninggalkan rumah itu begitu saja karena info tentang dimana keberadaan Tiffany akurat kudapatkan langsung dari Sooyoung dan yang kutau Sooyoung tak mungkin membohongiku.

1 jam….

2 jam….

Malam sudah tampak larut tapi kulihat Tiffany benar-benar belum mau memunculkan dirinya didepanku.

#Taeyeon POV End.

●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●

#Tiffany POV

“Namja pabo! Tolong kau pergi dari rumah ini, Taeng ah!” , rintihku dalam hati.

Aku masih mengawasi Taeyeon dari atas rumah dengan perasaan sedih. Kulihat sudah 2 jam lebih Taeyeon berdiri di luar sana dengan keadaan hujan yang turun cukup deras.

“Omo! Andwae Taeng ah!”

*skip*

“Tae…Taeng! Bangun!”

“P..Ppany…” , rintih Taeyeon.

“Yak! Bangun! Namja babo!”

“Aku tau kau benar-benar di dalam, sayang..” , ucap Taeyeon sambil mengelus lembut pipiku.

“Tae… Taeng bangun!”

Segera kupapah tubuh lemas Taeyeon kedalam rumah dan Taeyeon dalam keadaan tak sadarkan diri sepenuhnya. Kurebahkan ia ke tempat tidur ku. “Tae….Tolong jangan seperti ini.. hh..” , rintihku dalam hati.

“Tiff….” , panggil Taeyeon sambil meraih pergelangan tanganku saat aku hendak berdiri. Maksudku untuk pergi berganti pakaian akibat kebasahan hujan.

“Uh? Wae?”

“Jebal.. Jangan pergi lagi dari sisiku…” , tangis Taeyeon yang masih belum sepenuhnya tersadar.

“………”

Jujur apa yang dikatakan Taeyeon semua dihadapanku sungguh tak bisa membuatku menahan diri. Aku hanya bisa terdiam sambil membungkam mulutku dengan tanganku saat ia berkata seperti itu sambil menangis. Sempat terpikir dibenakku, “Apa sebesar itu cintamu untukku, Taeng? Kenapa kau harus seperti ini.”

“Tidurlah, Taeng. Aku akan ke kamar mandi sebentar.”

*skip*

#Tiffany POV End.

●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●

#Taeyeon POV

“Tidurlah, Taeng. Aku akan ke kamar mandi sebentar.”

Kata terakhir yang kudengar dari Tiffany sebelum ia pergi meninggalkanku. Suara itu kudengar tak begitu jelas karena kondisi ku yang masih terasa pusing. Kuputuskan untuk mengikuti langkah kemana Tiffany pergi.

Aku berdiri di depan kamar mandi guna untuk menunggu Tiffany keluar. Tapi begitu lamanya, Tiffany tak kunjung keluar. Semakin lama semakin membuat pikiranku menjadi pudar buram. Penglihatanku semakin kabur ketika aku lama berdiri di depan kamar mandi.

Bruggggggg

“Tiff….”

TBC~ ^^

Maaf jarang updated ya. Harap maafkan. T___T

Akan diusahakan untuk lebih sering update lagi.

Kemarin Author lagi UTS jadi benar-benar sibuk sampe gak bisa mampir buat update..

Mianhae.

Keep RCL ya guys.

57 thoughts on “Inborn Love (Chapter 7)

  1. huj..akhirnya yoong ketangkep…huhu knpa yoonh jd jahat…..taeri brtgkar…lnjut thor…soon..smga taeny brsatu…

  2. Ahh, akhirnya update juga 🙂
    Aku dikit lupa ceritanya, tapi pas lihat judulnya hehe keinget lagi._.v
    Hmm.. Next nya semoga gak lama + TaeNy satuin yah thor 😉

  3. akhirnya yoona ditangkap. masalah hampir terselesaikan tp blm benar2 sepenuhnya selesai krn taeny masih belum bersatu.

  4. Itu kenapa taeyeon pingsan? Ngeliat tiffany didalem kamar mandi? Hahaha *otak yadong*

    Nah mampus tuh yoong jahat banget sih! Jessica kemana thor gak muncul. Hahaha sibuk ya dia

  5. Mmmmmm. … noonaa. … kok agak membingungkan….??? kok yoonA suka sma pphany sih noona??? 😞😞tp FF mu ttep daebakk kok noona. …. 😊👍lanjut ya noona. .. maaf bru bisa komen. … maaf ya noona~😊😉

Leave a comment